MENGENAL TAUFAN DAN BAYU -A thread- 📸 Taufan sedang memberi hormat pada Bung Karno di Istana Bogor (1960) #MasGanteng tempo doeloe
Taufan dan Bayu adalah buah cinta Bung Karno dan Ibu Hartini. Taufan lahir pada 27 Maret 1955, sementara adiknya Bayu menyusul 3 tahun kemudian. Keduanya lahir di Paviliun Amarta Istana Bogor, tempat Bu Hartini menetap bersama Bung Karno.
Ya, di paviliun kecil di antara rindang pohon beringin berusia ratusan tahun itulah mereka tinggal, bukan di megahnya Istana Bogor. Dan di sana pulalah Taufan dan Bayu dibesarkan.
Jumat merupakan hari yg ditunggu-tunggu Bu Hartini bersama kedua putranya karena pada hari itu Bung Karno mulai menginap di Bogor dan baru kembali ke Jakarta pada Minggu sore atau Senin pagi. "Tiap hari Jumat, pukul 16.00 saya sudah siap dan rapi. Sudah bebenah diri luar dalam.
Sebagai anak presiden, Taufan dan Bayu sudah dibiasakan memberi hormat ala militer saat ayahnya datang. Tapi namanya juga anak kecil, sering kali mereka sudah menurunkan tangannya sebelum sang ayah menurunkan tangannya lebih dulu."
Menurut Bu Hartini, Bung Karno tidak berbeda dg figur ayah pada umumnya. Meskipun kesibukannya super padat dlm mengurus negara, ia tetap menyempatkan diri bercengkrama dg anak-anaknya. Kepada Taufan dan Bayu, Bung Karno kerap menanyakan pelajaran dan kegiatan mereka di sekolah.
Bung Karno sering mengajak kedua putra kecilnya bersepeda di halaman Istana Bogor yang sejuk dan indah, sambil menikmati pemandangan istana yang megah, dikelilingi rumput-rumput hijau dengan kijang-kijang yang lincah dan cantik.
Sesekali juga mereka bermain di Kebun Raya yang jaraknya hanya selemparan batu dari Istana Bogor.
Kegemaran Taufan dan Bayu adalah mengendarai traktor pemotong rumput sambil menyantap makanan. Mereka juga bermain bersama anak-anak tukang kebun dan anak-anak pelayan. Anak-anak dari luar juga boleh bergabung asalkan melewati sekuriti untuk dicatat namanya.
Sayang, Taufan tidak berumur panjang. Kanker usus merenggut nyawanya di tahun 1986. (Sumber 📖: "Srihana-Srihani, Biografi Hartini Sukarno", Majalah Intisari Edisi Desember 1996)
Sumber asli di Twitter: https://twitter.com/NusantaraDoeloe/status/1288678802587967488