Tunnel, alias terowongan batu lubang di jalur antara Tarutung dan Sibolga di pantai barat Sumatra utara, circa 1916-20. Dulunya ini Kini begini


GF van Tets menulis dalam Indische reisindrukken: jalan dari Sibolga ke Balige via Tarutung dibangun lewat heerendiensten. Cara ini disebutnya onmenschelijks, tidak manusiawi, namun besar perannya dalam membuka akses kolonial ke seantero pedalaman Sumatra. https://twitter.com/potretlawas/status/1323234395201757186
Terowongan batu ini sendiri umum jadi penanda awal/akhir perjalanan melelahkan dari pantai barat ke tanah tinggi di tengah Sumatra, dan sebaliknya. Dalam Berkeliling Hindia (1938), penulis Ahmad menyebutkan tak kurang ada 1300 kelokan yang mesti dilewati. https://twitter.com/potretlawas/status/1325441197301592065
Sumber asli di Twitter: https://twitter.com/potretlawas/status/1325441197301592065